HAKIKAT PENDIDIKAN
IKIP BUDI UTOMO MALANG
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
JURUSAN
SEJARAH DAN SOSIOLOGI
JANUARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayahNya kepada penulis. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas UAS
pada mata kuliah Pengantar Pendidikan yang berjudul “Hakikat
Pendidikan”
Dalam
penyelesaian tugas ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Drs. Adi Prawito M.Si.,
Selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan penuh ketelitian dan
kesabaran.
2.
Kedua orang tua penulis yang
telah mendidik dan memberikan doa restu.
Penulis menyadari bahwa
tugas
ini
masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pemerhati pendidikan pada
umunya serta merupakan sebuah wujud pengabdian kita kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Malang,
Januari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kita sepakat
bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi
karena kita bergerak di bidang pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir, bagaimana menjalani
kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup, dan
penghidupan manusia yang mengembang tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah.
Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla
dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah
yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan
suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran dan pendidikan itu
tidak dapat luntur atau tidak dapat dilupakan sampai akhir hayat. Juga pasti
kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat
dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan.
Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri.Layaknya
hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan
Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam
dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan,
merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah Makalah singkat
ini mencoba mengungkap makna hakikat pendidikan, dan benuk pendidikan sepanjang
hayat.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa arti
pendidikan ?
2.
Apa hakikat
Pendidikan itu?
3.
Hakikat
pendidikan menurut islam?
4.
Apa Tujuan
Hakikat Pendidikan ?
5.
Bagaimana
yang dimaksud dengan Pendidikan sepanjang hayat?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Dapat
mengetahui arti pendidikan yang ditinjau dari beberapa konsep, atau beberapa
defenisi,
2.
Dapat
mengetahui arti dari hakikat pendidikan dan penerapannya di kehidupan
sehari-hari,
3.
Dapat
mengeahui hakikat pendidikan menurut Islam,
4.
Dapat
mengetahui tentang tujuan dari hakikat pendidikan,
5.
Dan dapat
mengetahui tentang Pendidikan sepanjang hayat,
6.
Dan
Bagaimana bentuk dan kondisi Pendidikan di masa yang akan datang.
D. Metode
Penulisan
Metode yang
digunakan yaitu metode studi pustaka atau menggunakan literature seperti, buku
dan pengambilan data dari internet atau media elektronik, serta penulisannya
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok
dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini
dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban
tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah.
Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha
watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki
mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya
diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun
2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut William
F Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas.
Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari
nilai-nilai dan Ideologi.
Kosasih Djahiri (1980 : 3) mengatakan bahwa
Pendidikan adalah merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung
kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah membina manusia/anak didik
menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized).
Dalam bahasa Yunani pendidikan adalah pedagogik,
yaitu : ilmu menuntun anak.
Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare,
yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa
waktu dilahirkan di dunia.
Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai
Erziehung yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan
kekuatan/potensi anak.
Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti
panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan,
pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan
berasal dari kata dasar didik dan kecerdasan
pikiran.
Apabila ditarik secara garis besar dapat di
artikan pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan, proses perbuatan, cara mendidik masyarakatnya.
Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan
yang diutarakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Usaha
Pendidikan
mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang
telah direncanakan.
2.
Tujuan
Pendidikan
harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya
sistem pendidikan yang berlangsung.
3.
Lingkungan
Pendidikan
harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut,
maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
4.
Kesengajaan
Pendidikan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
B. Fungsi Dan
Peranan Manusia
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1.
Belajar.
2.
Mengajarkan
ilmu.
3.
Membudayakan ilmu
Ilmu yang
telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri
melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri
Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan
Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang
penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hakikat Pendidikan
Hakikat
pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu: pendekatan
epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut
tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat
pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah
akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari
makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar
analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan.
Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam
konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses
pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh
nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat
pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
a.
Pendidikan
merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
b.
Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
c.
Pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
d.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Berbagai
pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :
a.
Pendekatan
reduksionisme Pendekatan-pendekatan
reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk
lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis
tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal
namun tidak melebar secara horizontal. Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup
dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang
mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan pasca
kehidupan.
b.
Pendekatan
holistik integrative
c.
Pendekatan Redaksional
Teori-teori
/ pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal
ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
a.
Pendekatan
pedagogis / pedagogisme
Titik tolak
dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa.
Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut
penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan
yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
b.
Pendekatan
Filasofis / religionisme
Anak manusia
mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab
itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang
mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
c.
Pendekatan
religius / religionisme
Pendekatan
religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat
manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan
yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
d.
Pendekatan
psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan
pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi
ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para
pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
e.
Pendekatan
negativis / negativisme
Pendidikan
ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini
melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang
bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan
pertumbuhan tersebut.
f.
Pendekatan
sosiologis / sosiologisme
Pandangan
sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari
pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada
kebutuhan individu
Pendidikan
merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture
and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk
memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk
mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang
disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan.
Selain itu
hakekat pendidikan juga mengarah pada asas-asas seperti :
a.
asas/pendekatan
manusiawi/humanistik serta meliputi keseluruhan aspek/potensi anak didik serta
utuh dan bulat (aspek fisik–non fisik : emosi–intelektual ; kognitif–afektif
psikomotor), sedangkan pendekatan humanistik adalah pendekatan dimana anak
didik dihargai sebagai insan manusia yang potensial, (mempunyai kemampuan
kelebihan – kekurangannya dll), diperlukan dengan penuh kasih sayang – hangat –
kekeluargaan – terbuka – objektif dan penuh kejujuran serta dalam suasana
kebebasan tanpa ada tekanan/paksaan apapun juga.
b.
Asas
kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan
yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh
kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
c.
Asas kodrat
Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat
alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi
keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut
kodratnya.
d.
Asas
kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang
telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan
sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
e.
Asas
kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka,
perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian
dengan bangsa lain.
f.
Asas
kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Jadi pada
intinya, Hakikat Pendidikan: mendidik
manusia menjadi manusia sehinggah hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan
terlepas dari hakekat manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia.
Wawasan yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi
atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya, disamping konsep
pendidikan yang dianut.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia
seutuhnya. Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus
sebagai tujuan. Artinya proses pendidikan mempunyai visi yang jelas. Individu
menjadi manusia karena proses belajar atau proses interaksi manusiawi dengan
manusia lain. Ini mengandung arti bahwa proses interaksi dalam kehidupan social
menjadi salah satu panutan atau komponen pembentuk hakekat pendidikan yang
dimengerti sebagai memanusiakan manusia, atau bagaiamana mengiringi manusia
dalam proses pencarian ilmu pengetahuan untuk bergerak dari ketidaktahuaan
menjadi paham dan yakin akan sesuatu yang di telaah/dipelajarinya,
mengembangkan potensi lahirianya dan spiritual manusia sehingga yang tercipta
dari proses pendidikan tersebut adalah manusia yang mampu mengembangkan potensi
diri menjadi insan yang cerdas intelegensi dan spiritualnya yang mampu
menghasilkan (produktif) bukan hanya mampu memakai/menghabiskan (komsumtif),
membimbing akhlak manusia menjadi insan yang mampu mengaaplikasikan ilmu
pengetahuannya untuk kemaslahatan/keselamatan pribdi dan umat lainnya.
B. Hakikat
Pendidikan menurut Islam
Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yang
berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain .
Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan metoda yang
lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau pengajaran. Ada 3 pengerian
hakikat pendidikan di dalam islam yaitu:
1)
Ta”lim : Pembinaan/Pengarahan (Ilmu Pengetahuan)
2)
Tarbiyah : Pengajaran
3)
Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika)
Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung
didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut
sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda
istilah ta‟lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal
pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah, mengesankan proses pembinaan
dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental.sementara istilah ta‟dib
mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian
dan sikap mental, sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan
terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada
peningkatan martabat manusia.
C. Tujuan
Hakikat Pendidikan
Oleh karena
itu tepat sekali dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar
yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good” (Lickona
1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan
tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan
baik (good).
Secara elaboratif tujuan ini oleh bloom
dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan
psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap,
dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan
bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
D. Pendidikan
Sepanjang Hayat
Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang.Ia
ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun
keterampilannya,secara sadar atau tidak sadar,maka selama itulah pendidikan
masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas
pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi,dan
di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi
sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus
menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban
terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan
pada sekolah.Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad
terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau
tuntunan manusia yang makin meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada
tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak sampai dewasa,tidak akan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang pesat.Dunia yang
selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.Pendidikan harus
tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Bentuk pendidikan ini menekankan pada
pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara
langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.Philip H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65), mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat antara lain:
a.
Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus
sekolah
b.
Program
pemberantasan buta huruf
c.
Penitipan
bayi dan penitipan anak pra sekolah
d.
Kelompok
pemuda tani
e.
Perkumpulan olahraga
dan rekreasi
f.
Kursus-kursus
keterampilan
Terjadinya
suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH), karena:
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan
bahwa:
a.
Program
persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
b.
Program
pemberantasan
c.
Penitipan
bayi dan penitipan anak pra sekolah
d.
Kelompok
pemuda tani
e.
Olah raga dan
rekreasi
f.
kursus-kursus
keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan kearah Pendidikan Sepanjang
Hayat (PSH),karena :
a.
Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
1.
Semakin
banyaknya keluaran dari system persekolahan (system pendidikan formal)yang ingin melanjutkan pendidikan ,
2.
Cepatnya
perkembangan pengetahuan baru meningkatnya kebutuhan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tuntunan masan.
b.
Pendidikan
Sepanjang Masa di pandang sebagai hal yang melatar belakangi kebutuhan system
pendidikan secara keseluruhan yang dapat
merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik dan
kebudayaan.
c.
Banyaknya
hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan “Bahwa system
pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan”.
d.
Peningkatan
kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan kebutuhan hidup, dan
perbaikan system sekolah hanya menguntungkan mereka yang sudah mendapat
kesempatan sekolah,sedang di luarnya masih banyak berjuta-juta anak yang
menunggu kesempatan
ini. Dalam rangka
ini fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu yang ada dalam
dirinya.
e.
Keterbatasan
system persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan sehingga para siswa
menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan dan dengan resiko
dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya.
Di sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada di dalam bentuk menyeluruh dan keahlian yang
sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan keahlian lain. Konsep /teori Pendidikan Belajar Sepanjang Hayat sehingga berbeda dengan
dimensi pendidikan sekolah adalah sbb:
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa
pendidikan merupakan suatu proses kontinyu ,yang bermula sejak seseorang
dilahirkan hingga meninggal,Proses pendidikan ini tidak hanya terbatas pada
bangku sekolah ,tetapi juga mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal baik
yang berlangsung dalam keluarga ,dalam pekerjaan dan dalam kehidupan
bermasyarakat.inilah yang membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup sehingga
berbeda dengan pendidikan sekolah .Implikasi bag pengembangan pendidikan sekolah
dan pendidikan yang di masyarakat adalah sebagai berikut .Implikasi di artikan
sebagai akibat langsung atau konsekuensi
dari suatu keputusan ,tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu
dihidupkan dalam proses pengembangan pendidikan sekolah (belajar mengajar)
yakni :
1.
Perkembangan
peserta didik, yaitu salah
satu nilai mendasar dalam menumbuhkan perkembangan diri anak adalah rasa
keperayaan diri.
2.
Kemandirian
anak,yaitu kemampuan anak untuk menentukan diri,pendapat maupun penlaian atas
diri dan realitas sosial harus dihargai
3.
Vitalis
model hubungan demokrasi, yaitu yang diberlakukan dalam proses belajar mengajar bukan sikap otoriter
, yang menempatkan guru sebagai
lawan dari guru,melainkan sikap partisipatif dan kooperatif.
4.
Vitalisasi
jiwa eksploratif,dalam kerangka ini ,jiwa eksploratif sangatlah penting
mendapat ruang gerak .Daya kritis anak,semangat mencari,menyelidiki dan
meneliti perlu di tumbuhkan .Hal inilah sebagai basis lahirnya kreativitas
5.
Kebebasan.ada
dua hal mengapa kebebasan di pelukan ,pertama:kebebasan merupakan hak asasi
manusia yang mendasar ,artinya hak untuk bicara ,berkreasi merupakan bagian
dari hak asasi manusia ,kedua :kebebasan merupakan syarat untuk
perkembangan.Anak-anak yang selalu di kekang dengan sikap otoriter tidakmungkin
akan bisa berkembang secara kritis,apalagi mampu berkreasi ,selain memiliki
ketergantungan yang mutlak ‘
6.
Menghidupkan
pengalaman anak pengalaman anak harus diperhatikan karena anak didik akan lebih
tertarik dan mengikutkan hatinyadalam kegiatan belajar kalau apa yang di
termanya terkait dengan dunia nyata.
7.
Keseimbangan
pengembangan aspek personal dan sosial ; keseimbangan individualitas dan sosial akan melatih peserta didik untuk
mampu bekerjasa dalam masyarakat,dan anak akan lebih terlatih untu k mampu
membiasakan diri hidup dalam kompetisi yang sehat dengan semangat solider an
saling menghargai .
8.
Kecerdasan
emosional dan spiritual: kecerdasan anak perlu ditumbuh kembangkan dalam pembelajaran .Ini justru
sangat penting karena kecerdasan emosi memungkinkan peserta didik mampu
menumbuhkan sikap empati dan kepedulian, kejujuran ,tenggang rasa ,pengertian dan integritas diri serta keterampilan
sosial yang merupakan landasan bagi tumbuhnya kesadaran moral anak.
Kalau kita mendengar kalimat
sepanjang hayat artinya tidak akan pernah punah, atau tidak akan pernah pudar
sepanjang waktu kecuali suatu zat, benuk itu mati. Begitu halnya juga dengan pendidikan, pendidikan tidak akan pernah punah
atau pudar, bahkan terkadang ilmu atau materi yang didapat dari pendidikan
biasanya bertambah dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuaan teknologi.
Mengapa pendidikan itu dapat dikatakan harta yang paling berharga sepanjang
hayat?, karena pendidikan inilah yang akan anda ajarkan kepada setiap generasi
masa depan anda, bahkan ilmu yang anda dapatkan di waktu dulu mungkin
dapat berbeda atau terjadi penambahan
ilmu dengan generasi anda dimasa depan.
Kalau kita ingin mendalami suatu ilmu atau suatu
pendidikan maka sampai anda mati pun masih ada ilmu yang anda belum temui atau
anda belum ketahui, bahkan ilmu atau suatu pendidikan dapat membawa kita kea
rah yang lebih baik untuk masa depan kita dan masa depan generasi kita kelak
nanti. Apalagi dizaman globalisasi ini orang yang tidak berpendidikan atau
berilmu masih saja terus dipandang rendah dan ditertawakan, bagaimana orang
yang hidup dimasa depan nanti?, sekarang anda dapat membayangkan 50 tahun
kedepan atau beberapa ahun ke depan nasib anda apabila anda tidak
berpendidikan. Janganlah kita jauh-jauh memberi contoh dilingkungan anda saja,
mungkin anda berpendapa bahwa pendidikan itu tidak bermanfaat, tapi kelak anda
butuhkan untuk masa depan anda, contoh kecil dilingkungan keluarga:
Ibu yang tidak mengeyam pendidikan dimasa
lalunya, dapat diperbudak atau dapa dibohongi oleh anaknya sendiri dalam
masalah biaya atau pembayaran disekolah, yang tadinya pembayaran disekolah
hanya Rp. 150.000 , anaknya minta ke ibunya Rp. 200.000, kalau ibu yang dapa
mengerti atau memiliki pendidikan maka seorang ibu itu akan mengecek nya
kesekolah, itu hanya contoh kecil di keluarga, bagaimana dengan di lingkungan
luar, yakin dan percaya anda hanya dapat diam saat anda dihadapkan suatu
masalah apabila anda tidak memiliki ilmu atau anda tidak berpendidikan maka
itulah diperlukan adanya pendidikan, dan pendidikan iu digunakan sepanjang
hayat kita.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi
diatas dapat disimpulkan bahwa Hakikat Pendidikan adalah:
1.
Pendidikan
merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2.
Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.
Pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Pendidikan
sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat mengangakat
harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.
B. Kritik/Saran
1.
Sebaiknya
kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti
sebenarnya dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
2.
Sebaiknya
kita harus mengejar pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena pendidikan
digunakan sepanjang hayat.
DAFTAR RUJUKAN
hhtp://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan
kewarganegaraan-di-sd/
http://www.scribd.com/doc/39855518/Makalah -Pedidikan -Sepanjang- Hayat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar